Loading
KEMENANGAN Suhardi Duka (SDK) dalam Pilkada Gubernur 2024 membawa momentum sejarah baru. Pada 20 Februari 2025. SDK dilantik menjadi Gubernur Sulawesi Barat bersamaan dengan dilantiknya anak pertama SDK yaitu Sitti Sutinah Suhardi yang terpilih sebagai Bupati Mamuju kedua kalinya.
Masyarakat awam yang tak mengenal kiprah keluarga SDK dengan mudah menyuarakan nada sumbang, dinasti politik terbentuk di Sulawesi Barat. Apalagi kiprah keluarga SDK memegang peranan penting dalam percaturan politik tidak hanya wilayah Sulbar, tapi dalam skala nasional. Terpilihnya Sitti Suraidah Suhardi yang menjadi Wakil Ketua DPRD Sulbar dan Muhammad Zulfikar Suhardi sebagai Anggota DPR menggantikan ayahnya yang mengundurkan diri semakin mencuatkan suara sumbang tentang dinasti politik.
“Saya terlahir sebagai anak kandung dari Bapak Suhardi Duka yang saya memulai karier dari bawah. Saya turun ke masyarakat, kemudian menjadi ketua partai. Pada saat itu, saya berbeda partai politik dengan Bapak saya. Alhamdulillah saya diberi amanah, jadi bukan semata-mata pemberian dari Bapak saya,” ucap Suraidah melalui sambungan telepon pada Rabu (19/2/2025).
Suraidah mengawali karier politiknya pada usia 20 tahun. Saat SDK menjabat sebagai Bupati Mamuju, Suraidah pun dicoret namanya ketika lulus sebagai ASN. SDK tidak ingin berkembang stigma di masyarakat bahwa anaknya menjadi ASN karena bapaknya adalah seorang bupati.
Terkait dengan berkembangnya isu dinasti politik yang mengarah kepada keluarganya, Suraidah menyangkal dengan tegas. Ia menolak pernyataan tersebut sebab SDK dan anak-anaknya meraih jabatan politik dengan perjuangan yang tidak mudah.
“Saya kurang sepakat ketika dikatakan dinasti politik karena jabatan itu bukan diberikan oleh Bapak saya. Kami adalah orang-orang yang teruji ikut di kontestasi politik bersaing dengan para kader dari partai lain tentunya,” pungkas Suraidah mengakhiri sambungan telepon.