Loading
Oleh: Thomas Koten
ADA satu yang pasti dalam perkembangan sepak bola Indonesia hari ini, yaitu bahwa pengembangan sepak bola nasional sedang berjalan di jalan yang benar. Proyek naturalisasi para pemain berdarah Indonesia juga berjalan baik dan perlu mendapat dukungan penuh untuk dilanjutkan.
Keberhasilan timnas Indonesia Garuda Muda U-23 menembus hingga semifinal menjadi empat besar di tingkat Asia adalah titik awal dari apa yang disebut dengan kebangkitan persepakblaan nasional kita. Sebuah momentum awal yang perlu dicatat dengan tinta emas dan harus dirawat.
Keberhasilan sepak bola nasional dengan tampilnya Garuda Muda U-23 hingga babak semifinal itu memang tidak atau belum bisa membuat kita langsung berpesta pora dengan euforia yang berlebihan. Karena perjalanan panjang menuju tangga juara masih sangat terjal dengan jurang yang menganga lebar dengan tebing jurang yang menghadang dan menghalangi jalan menuju tangga juara.
Namun, setidaknya, tampilnya anak-anak muda berseragam merah putih kebanggaan nasional itu telah mampu membuat gegap gempita publik bangsa ini, terutama para pencinta dan fans fanatik anak-anak negeri. Kebanggaan sebagai Indonesia berdetak kencang di ruang publik bangsa ini bukan saja di lapangan hijau, di jalan-jalan atau pun di depan tv rumah atau saat nobar, tetapi jua di medsos atau di dunia maya.
Menariknya, bangkitnya kegairahan sepak bola nasional ini telah mencuatkan penilaian positif dari banyak kalangan di luar negeri, termasuk Presiden FIFA Gianni Infantino. Sambutan dan dukungan dari para bintang dan tokoh sepak bola di laur negeri pun mengalir deras. Semua dukungan dan komentar penting itu menambah semangat dalam pengembangan sepak bola Indonesia.
Kebangkitan sepak bola nasional ini tentu disebabkan pula oleh karena atmosfer yang diberikan pelatih timnas asal Korea Selatan Shin Tae-yong. Pelatih yang bertangan dingin dan boleh dikatakan berjodoh dengan timnas. Dan yang paling penting adalah kehadiran Erick Tohir sebagai ketua PSSI yang memang sangat tepat dalam memajukan sepak bola Indonesia.
Masalah kini adalah bagaimana pemimpin negeri ini berjuang dengan terlibat dalam memajukan sepak bola nasinal yang kini telah mengalami kebangkitan yag cukup signifikan. Harapan untuk pemimpin negeri dalam merawat momentum kebangkitan sepak bola nasional ini tentu dengan menambah gelontoran dana sepak bola.
Bayangkan, Jepang punya dana 3 triliun lebih untuk memajukan sepak bolanya, sedangkan Indonesia hanya 260 miliar. Aneh. Bagaimana mungkin dana yang sangat kecil kita bisa membangun sepak bola nasional dengan harapan mendekati kualitas dan prestasi seperti sepak bola Jepang???
Penulis adalah Analis Sosial-Politik.