Jumat, 29 Maret 2024

Potensi Selam di Desa Guareia Halmahera Barat sangat Besar


  • Rabu, 14 Agustus 2019 | 15:01
  • | News
 Potensi Selam di Desa Guareia Halmahera Barat sangat Besar Foto: Istimewa

ARAHDESTINASI.COM: Potensi Desa Guareia, Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara sebagai tujuan wisata selam diving) sangat besar, apalagi ditunjang dengan kemudahan akses.

" Dari Jakarta sudah ada penerbangan langsung selama 3 jam 15 menit ke Ternate. Dilanjutkan ke Jailolo dan desa pantai Guaeria sekitar 1 jam perjalanan dengan speed boat, wisatawan sudah tiba di desa wisata Guaeria," papar Hilda Ansariah, Direktur Pariwisata PWI Pusat, saat melakukan penjurian Apresiasi Kelompok Sadar Wisata Pokdarwis) dari Kementrian Pariwisata untuk Pokdarwis Cendrawasih Babua di Desa Guaeria, Halbar.

Hilda berharap anggota Pokdarwis memiliki semangat tinggi untuk mengembangkan potensi wisata yang berkelanjutan. " Pokdarwis Cendrawasih Babua yang mengelola desa wisata Guaeria ini sudah masuk nominasi 20 besar nasional dari 15 provinsi yang dinilai oleh tim juri apresiasi terdiri dari akademisi, praktisi dan media (Pentahelix),” katanya.

Didampingi juri lainnya, yaitu Sugeng Handoko, praktisi dari Desa Wisata Gunung Api Nglanggaren, Jogjakarta dan Husen Hutagalung, akademisi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, pihaknya berharap pembinaan dari pemerintah daerah terus ditingkatkan sehingga desa wisata di luar Pulau Jawa ini bisa mengikuti kompetisi ditingkat Asean dan tingkat internasional lainnya.

"Lolos masuk nominasi 20 besar tingkat nasional membanggakan sekaligus bukti prestasi Kepala Dinas Halmahera Barat Fenny Kiat, yang terus mendorong Pokdarwis binaannya untuk berprestasi.”

Husen Hutagalung menambahkan bahwa sebagai tujuan wisata selam (diving), beberapa spot penyelaman tersebar di pantai seputar Guaeria sehingga tidak perlu naik kapal lagi menuju spot selam.

"Untuk menciptakan destinasi ‘Bali Baru’ di Maluku Utara ini yang dibutuhkan adalah pelatihan tata kelola organisasi dan pembagian tugas siapa melakukan apa dalam struktur kepengurusan Pokdarwis sehingga mampu mengelola aset wisatanya secara berkelanjutan," kata Husen.

Perubahan mindset dibutuhkan agar semua stakesholder setempat dapat memahami keindahan alam bawah laut dengan konsep sustainable tourism. Efek domino atau dampak berganda dari pariwisata, menurut Husen sangat luas dan dapat memberdayakan perekonomian masyarakat secara langsung. Oleh karena itu sustainable tourism yang sudah dirasakan manfaatnya akan terus didukung dari dan oleh masyarakat.

Juri yang juga praktisi desa wisata Nglanggeran Sugeng Handoko mengatakan pokdarwis yang menerapkan informasi terbuka antara pengurus dan anggotanya akan bisa segera memanfaatkan pengembangan pariwisata di desanya.

"Administrasi dan pendataan kunjungan wisatawan yang datang harus dilakukan dengan tertib dan kontinyu karena semua kebijakan yang diambil perlu mendapat dukungan dari seluruh stakeholder di desa dan mempengaruhi kebijakan perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang,” terang Sugeng.

Fenny Kiat, kepala Dinas Pariwisata Halmahera Barat mengatakan pihaknya mengikutsertakan tiga desa wisata di wilayahnya untuk ikut kompetisi Pokdarwis tingkat nasional di Kemenpar.

" Alhamdulilah satu lolos semi final ke tingkat nasional. Saya berharap akan memacu pokdarwis Cendrawasih Babua yang mengelola desa wisata Guaeria bisa belajar mandiri dan mendorong desa wisata lainnya di Halbar lebih bersemangat lagi," tegasnya.

Hilda Ansariah Sabri yang juga Pemimpin Umum portal berita wisata www.bisniswisata.co.id mengatakan wisman dari AS, Chili, Australia, Malaysia, Filipina sudah datang berkunjung ke Guaeria untuk snorkling dan selam. Tahun 2018 jumlah wisman nusantara yang berkunjung 895 orang dan wisman 670 orang. (*)

Editor : Lintang Rowe

News Terbaru