Kamis, 12 Desember 2024

Dr BRA Mooryati Soedibyo, Ibunda Kecantikan yang Menerobos Tradisi Keraton


  • Penulis Thomas Koten
  • Jumat, 26 April 2024 | 09:41
  • | Catatan
 Dr BRA Mooryati Soedibyo, Ibunda Kecantikan yang Menerobos Tradisi Keraton Pendiri PT Mustika Ratu Tbk dan Yayasan Puteri Indonesia Dr. BRA. Mooryati Soedibyo.(Foto: Istimewa)

Oleh: Thomas Koten

MENDENGAR tentang meninggalnya Dr BRA Mooryati Soedibyo, publik bangsa ini langsung terdiam  sejenak memikirkan sekaligus merasakaan betapa kehilanngan sosok perempuan hebat ini. Publik juga langsung membayangkan berbagai produk kecantikan dengan brand Mustika Ratu yang dihasilkan dari karya indah dan sentuhan tangan lentik dan lembutnya.

Entah sudah berapa juta perempuan Indonesia dan mancanegara, seperti perempuan Asia dan Timur Tengah, yang selama ini menjadi tujuan ekspor sekaligus menjadi  areal  eksplorasi bisnis dan produk kecantikan Mustika Ratu, yang telah menjadi cantik karena polesan atau baluran aneka produk kecantikan hasil karya cucu Raja Pakoe Boewono X ini.

Bagaimana kita bercerita tentang perempuan hebat-Kartini modern yang satu ini. Perempuan Keraton Solo-Surakarta yang cantik dan lembut itu memang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua MPR tahun 2004-2009, tetapi dia lebih dikenal luas dan terekam dalam memori publik  sebagai pemilik produk kecantikan dengan brand Mustika Ratu dan pendiri Yayasan Puteri Indonesia yang hingga kini rutin mengadakan kontestasi  tahunan Putri Indonesia.

Setiap orang yang berpredikat sebagai orang besar atau orang hebat selalu dilihat dari sejauhmana karya dan keteladanan hidupnya menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya. Ketokohan, kepahlawanan dan kebesarannya dikerling dari sisi itu. Para Perempuan Indonesia, yang telah mengukir namanya sebagai pahlawan nasional, atau orang besar dari zaman kerajaan hingga kini selalu dikenang karena perjuangan  dan kecintaannya terhadap negeri dan karena pemikiran-pemikrannya.

Banyak perempuan hebat di negeri ini yang perjuangannya, karyanya, dan pemikiran-pemikirannya yang menginsirasi bagi perempuan zaman sekarang yaitu, seperti Cut Nyak Din, Dewi Sartika, Martha Christina Tiahahu, dan yang paling dikenal saat ini adalah RA Kartini. Dan Mooryati Soedibyo adalah Kartini zaman modern. Kenapa?

Baik Raden Ajeng Kartini maupun Moorryati Soedibyo adalah kedua perempuan hebat milik bangsa, putri atau anak dan cucu bangsawan berbeda zaman yang menjadi hebat dan menginspirasi karena keberanian mereka dalam  menentang arus kemapanan, menerobos tradisi keraton dan memanjat tembok budaya tradisional yang senantiasa membatasi ruang gerak kaum perempuan untuk bisa mengeksplorasi diri sebagai perempuan yang dikungkung dan dipingit–jangan begini–jangan begitu-demi sebuah stabilitas dan kemapanan sebuah tradisi yang bergerak dalam ruang harga diri.

Kartini adalah perempuan cerdas dan berani memanjat tembok budaya yang dikerangkeng tradisi pingit bagi setiap perempuan dan bisa keluar untuk memerdekakan dirinya dan kemerdekaan kaum perempuan pada zamannya. Tentu Kartini menghadapi banyak sekali tantangan dalam proses perjuangannya itu.

Akhirnya, gelar pahlawan emansiasi kaum perempuan pun disematkan kepadanya dan terus diperingati setiap tanggal 21 April, dan itu merupakan hadiah terindah bagi sang pejuang perempuan sejati itu. Perjuangan, kegigihan, keberanian dan berujung pada keberhasilannya dalam memanjat tembok budaya dan menerobos tradisi yang membelenggu kaum perempuan itulah sumber inspirasinya bagi semua perempuan Indonesia dan juga untuk perjuangan perempuan lain di berbagai negara.

Bagimana dengan Mooryati Sooedibyo, Sang Empu jamu ini? Sejauhmana inspirasi karyanya bagi perempuan Indonesia. Dari berbagai cerita seputar karyanya di bidang kecantikan, Mustika Ratu sudah menjadi rahasia umum, bahwa kegemaran Mooryati tentang kecantikannya mulai tumbuh sejak dia masih kecil dan diteruskan dengan mengeksplorasinya dalam bentuk usaha kecil-kecilan di garasi mobil rumahnya, memulai dengan meramu produk kecantikan dengan bahan dasar jamu.

Namun, tatkala usaha bisnisnya yang bermula dengan modal sangat kecil  Rp  25.000  tersebut mulai tumbuh subur dan berkembang pesat dan mendapat pesanan dari sana sini, kemudian dilanjutkannya dengan mendirikan PT  Mustika Ratu, itulah tantangan yang menyangkut budaya dan tradisi keraton yang keras harus diterobosinya, tingginya tembok budaya harus dipanjat seperti halnya dengan Kartini dulu.

Perlu dicatat bahwa sebagai anak-cucu raja Kerajaan Surakarta dengan tradisi pendidikan yang khusus, terutama terhadap kaum perempuan keraton, Mooryati mendapat didikan ala ningrat mulai dari tata krama, seni tari klasik, karawitan, membatik, dan tak boleh berkarya seperti perempuan biasa di luaran.

2--Foto-Jejamu-di-Watson-1360x600

Bagi orang-orang Keraton Surakarta di zaman  Mooryati kecil, melakukan bisnis tidak boleh sembarangan, terutama kaum perempuan keraton. Berjualan adalah hal yang hina dan tabu untuk perempuan keraton. “Seorang putri keraton yang menikah lalu berdagang, dikatakan sangat tidak pantas, apalagi jamu gendong. Itu dipandang rendah”, kata Mooryati dalam buku otobigrafinya, "Menerobos Tradisi Memasuki Dunia Baru.

Namun, Mooryati berani menjalankan bisnisnya di tengah cibiran orang-orang keraton sendiri dan teman-teman dekatnya. “Menerobos tradisi artinya saya tidak menolak  tradisi lokal yang saya cinta.  Saya menerobos karena mendambakan perubahan dalam tradisi yang membelenggu”, katanya lagi.

Keberaniannya dalam memanjat tembok budaya yang tinggi,  tebal dan keras dalam kungkungan budaya lokal keraton yang sangat spesifik dan sangat mapan, yang sulit digerus arus perubahan zaman, dan kemudian berhasil, itulah yang benar-benar menginspirasi bagi kaum perempuan di negeri ini. Memang masih banyak perempuan dari seluruh pelosok negeri in dikerangkeng tradisi lokal yang keras dan sulit untuk diubah.

Dan keberanian serta kegigihannya itu pulalah Mustika Ratu telah berdiri tinggi menjulang dengan taring akarnya yang kuat dan tajam menusuk ke bumi, dan cabang rantingnya tersebar sebagai perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Moryati pun berhasil memperluas bisnisnya ke Asia hingga ke  Timur Tengah. Dan kini sekira 800 produk yang dihasilkan Mustika Ratu.  Produknya bukan hanya untuk wanita dewasa, tetapi juga untuk remaja dan anak-anak bahkan juga untuk laki-laki.

Mooryati sang ibunda kecantikan Indonesia yang lahir  5 Januari 1928 dan kini sudah berpulang untuk selamanya menghadap Sang Khalik di usianya yang benar-benar sudah uzur, 96 tahun. Banyak peristiwa yang dijadikan kenangan indah nan inspiratif bagi para teman dekat dan karyawannya. Dan kini seperti halnya dengan manusia-manusia lainnya yang telah pergi mendahului kita dalam peristiwa sejarah kematiannya masing-masing.

Kematian adalah sebuah sejarah multak kehidupan setiap insan di bumi. Dan kematian itu akan menjadi berarti bagi setiap manusia sejauh dirinya sanggup meninggalkan kisah dan cerita indah yang terukir di kehidupannya untuk dibagikan kepada orang-orang yang masih hidup untuk dikenang dan menjadi inspirasi bagi kehidupan mereka.

Teolog  L. Borros dalam The Mystery of Death, melukiskan kematian sebagai pengalaman yang sangat istimewa ketika manusia secara definitif dan jelas menentukan sikapnya atas perbuatannya di dunia kepada Sang Khalik sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kehidupan, setelah meninggalkan kenangan-kenangan indah dan inspiratif bagi kehidupan berikutnya”.  

Penulis adalah Analis Sosial-Politik. 

Editor : Farida Denura
Penulis : Thomas Koten

Catatan Terbaru